Sabtu, 04 April 2009

REUNI AKBAR SAT.816/BS UNTAG 45 SURABAYA

Kepada Yth.
Bapak /Ibu Alumni Sat.816
di
Tempat


Assalamu'alaikum wr.wb
Salam sejahtera bagi kita semua

Dalam rangka HUT SAT.816/BS (Ex YON Q) UNTAG 45 Surabaya ke-29, kami pengurus IKA Satmenwa 816/BS dan Staff Sat.816/BS mengundang Bapak/Ibu Alumni Sat.816/BS dimanapun anda berada untuk hadir pada :
  1. Hari / Tanggal : Minggu, 03 Mei 2009
  2. Pukul : 08.00 wib
  3. Tempat : Gedung Graha Widya Kampus Untag 45 Surabaya
  4. Acara : Hut Sat.816/BS Ke-29 dan Reuni Akbar
Demikian pengumuman ini dibuat, mengingat pentingnya acara tersebut besar harapan kami agar Bapak/ibu alumni Sat.816 dimanapun berada bisa meluangkan waktunya untuk hadir dalam acara tersebut diatas, atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.

Contack person :
  • Bp. I Made Sudarsana (latsar IV) Hp.081553114101
  • Bp. Anwar Suhadi (latsar VIII) Hp.08123005544
  • Bp. Setijo Budi / Budi Cheng (latsar XIX) Hp.08155016179, Flx.03183812355
  • Ibu Sri Wibawani (latsar XXIII) Hp.085853053205, flx.03170144321
  • Bp. Saboer Tranggono (latsar XXVII) Hp.0818378009, Flx.03172062055
  • Bp. Moedji Prijo (latsar XXXV) Hp.081553009009, Flx.03172459009
  • Ibu Deni Isti (latsar XXXVIII) Hp.08179317322, Flx.03170379902

Jumat, 03 April 2009

Penanaman Kesadaran Bela Negara Sebagai Kebutuhan yang Tak dapat Ditunda

Written by dmcindonesia
Wednesday, 12 November 2008
Jakarta, DMC Saat ini Indonesia dihadapkan pada potensi ancaman terhadap integritas, identitas dan eksistensi bangsa dan negara. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya dari segi intelektual, akan tetapi juga dari segi emosional, moral dan spiritual. Sehubungan dengan hal tersebut, maka internalisasi atau penanaman kesadaran bela negara dalam rangka mewujudkan daya tangkal bangsa menjadi semakin penting dan menjadi sebuah kebutuhan yang tak dapat ditunda.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Dephan Prof.Dr.Budi Susilo Supandji, D.E.A dalam amanatnya saat membuka Bimbingan Teknis Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Pejabat Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) Tahun Anggaran 2008, Rabu (12/11), di kantor Dephan, Jakarta.

Oleh karena itu, lanjut Dirjen Pothan, pembinaan kesadaran bela negara perlu dilakukan, sebagaimana diamanatkan UUD 1945 pasal 27 ayat (3) dan UU RI Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara serta UU RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia. Yang intinya adalah bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara. Bela negara merupakan bagian dari upaya pembangunan nasional yang bertumpu pada tiga pilar, yakni “State Building, Nation Building dan Character Building”.

Dirjen Pothan menjelaskan bahwa kesadaran bela negara hendaknya harus dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata bermasyarakat, berbangsa dan bernegera sebagai prasyarat dalam membangun pertahanan negara. Kesadaran bela negara perlu ditumbuhkembangkan melalui proses sosialisasi hingga tercapai pembentukan karakter bangsa yang cinta akan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

Oleh karena itu Bimbingan Teknis Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Pejabat Departemen dan LPND merupakan hal yang sangat penting dan strategis, karena sebagai wahana dalam upaya menumbuhkembangkan kesadaran bela negara. Disisi lain para peserta yang berkedudukan sebagai unsur pimpinan, memiliki peran penting dalam upaya ikut serta menyebarluaskan kesadaran bela negara di lingkungan kerjanya masing-masing.

Namun demikian, tegas Dirjen Pothan, sudah selayaknya sebagai abdi negara yang mempunyai tugas dan fungsi untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, untuk duduk bersama mendiskusikannya dalam kegiatan bimbingan teknis bela negara yang diselenggarakan selama dua hari tanggal 12-13 November 2008.

Kegiatan yang diikuti 60 peserta dan merupakan wakil dari 23 instansi pemerintah departemen dan non departemen ini bertujuan mempercepat penyebarluasan kesadaran bela negara di berbagai lapisan masyarakat, khususnya di lingkungan pekerjaan. Untuk itu diharapkan para peserta dapat memahami bahwa bela negara selain sebagai panggilan konstitusi, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.

Dalam kesempatan tersebut Menhan Juwono Sudarsono berkesempatan meninjau jalannya bimbingan teknis. Sedangkan hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut selain Dirjen Pothan yaitu Direktur Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) Ditjen Pothan Dephan Laksma TNI Prof DR. drg. Setyo Harnowo, Sp.BM (K), FICD, Direktur Kebijakan dan Strategi Ditjen Strahan Dephan Brigjen TNI Puguh Santoso serta Antropolog dan guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyar Kara Prof. Dr. Franz Magnis Suseno. (ER/HDY)

Alumni Menwa Gelar Apel Besar Konsolidasi dengan Komponen Bela Negara


PDF Print E-mail
Written by Administrator
Thursday, 02 April 2009
Jakarta, DMC - Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (ARMI), Jum’at (20/2) mengadakan Upacara Apel Besar Kosolidasi Alumni Resimen Mahasiswa (Menwa) dan Komponen Bela Negara di lapangan Monas, Jakarta. Apel ini merupakan bagian dari serangkaian acara Rembug Nasional dalam rangka memperingati hari Bela Negara yang ke - 59.

Bertidak selaku Irup pada apel tersebut Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Mardiyanto. Apel diikuti segenap Alumni Menwa dan sejumlah perwakilan dari beberapa unsur komponen pertahanan negara yang ada di Jakarta dan beberapa provinsi di Nusantara.

Hadir pula beberapa pejabat antara lain, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Prijanto, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Djunaedi Djahri, Direktur SDA SDAB Ditjen Potensi Pertahanan Dephan Brigjen TNI Deden Suhardi dan sejumlah pejabat pemerintah.

Apel besar tersebut adalah salah satu sarana dalam menyatukan derap, menyamakan langkah dan menyampaikan aspirasi berupa pernyataan sikap Alumni Menwa yang ditujukan kepada instansi terkait, Dephan, Depdiknas, Depdagri dan DPR RI. Sikap Alumni Menwa tersebut disampaikan sebagai wujud tanggung jawab sebagai warga negara dalam menegakan Pancasila dan UUD 1945.

Pernyataan sikap Alumni Menwa yang dibacakan dalam Apel besar tersebut berisi tentang bentuk pokok – pokok pikiran antara lain, mendesak kepada penyelenggaran negara agar mendifinisikan arah dan tujuan reformasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.

Alumni Menwa juga menghimbau kepada segenap anggota masyarakat untuk tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh globalisasi yang menggunakan isu - isu demokrasi, HAM dan lingkungan hidup untuk memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu, mendesak Dephan dan DPR RI untuk segera mengkaji RUU Komponen Cadangan dengan menempatkan Menwa dan Alumninya yang terlatih dalam bela negara sebagai salah satu kekuatan cadangan nasional secara proposional, Alumni Menwa juga mendesak penyelenggara negara untuk memperhatikan ancaman dan gangguan abad 21 dalam bentuk non militer dengan memberikan pembekalan pendidikan bela negara sedini mungkin di setiap jenjang dan lini masyarakat.

Terakhir, Alumni Menwa menyampaikan kesiapan sesuai nilai-nilai kejuangan, dalam menghadapi kopetensi dasar serta tantangan bangsa ke depan. Mengingat Alumni Menwa telah terlatih dan memiliki ilmu pengetahuan serta ilmu keprajuritan.

Sementara itu, Mendagri dalam amanatnya mengatakan, sejarah telah mencatat bahwa dalam mengisi kemerdekaan Alumni Menwa memiliki peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara khususnya di era globalisasi. Alumni Menwa senantiasa diberdayakan dan mempelopori pemantapan wawasan kebangsaan dan peningkatan kesadaran bela negara.

Mendagri menjelaskan, Ada empat pilar kebangsaan yang dapat memperkokoh ketahanan nasional sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia terus mampu bertahan di tengah – tengah derasnya arus globalisasi yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

“Empat pilar itulah yang menjadi prinsip dan acuan bersama bagi seluruh komponen bangsa dalam melakukan aktifitas berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat”, ungkap Mendagri.

Mendagri menambahkan, wawasan kebangsaan, upaya bela negara dan ketahanan bangsa merupakan pola sikap dan prilaku anak bangsa dan negara dalam kehidupan nasional yang harus dibina dan dikembangkan dalam rangka memperkokoh NKRI.

Di akhir amanatnya, Mendagri mengajak semua pihak khususnya Alumni Menwa untuk membenahi diri kualitas Sumber Daya Manusianya dan sikap serta siap berkiprah di tengah – tengah masyarakat. “Bangsa ini membutuhkan peran dan sumbangsih kalangan Alumni Menwa secara nyata”, tambah Mendagri. (BDI/HDY)

Ragu - Ragu Lebih Baik Kembali

Heroes Myspace Comments

Kamis, 02 April 2009

RESIMEN MAHASISWA " MAHASURYA "
SATUAN 816/BS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA